Sabtu, 05 April 2014

Who? part 2/12

Oke malam ini kita lanjutin cerita lanjutan semalam yang who ya ... hihihi
eh maaf kalo tampilan blog masih berantakan.. semalem mau di rapihin tapi kok susah bangat . ngga jadi jadi u,u maaf ya :))


oke ini lanjutan ceritanya ..

Foto: Buat pembaca yang udah baca, jangan bagi Spoilerya--jaga rahasia, karena rahasia memang di buat untuk di jaga. :D okay.

(cerita ini masih 2000 Words-membaca akan membuka wawasan kalian) Untuk 18 tahun ke atas. 

Who-

2/12

**
Kalian ingat? 
Ini masih tentang aku. Baiklah, jadi hari sudah malam, dan aku menatap Rumahku yang gelap, kemungkinan ibuku sudah pergi bekerja, jadi tidak akan ada yang mengomeliku untuk malam ini dan ku pikir itu bagus.
Jadi, aku mulai membuka knop pintu, dan mendapati suasana hening dan gelap di rumahku. Aku langsung melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahku.
Ketika, mataku menangkap sesuatu di cermin, seperti kertas yang di tempelkan di dinding, jadi aku langsung saja menuju dapur, 
Oh, “ aku mengerutkan dahi, ternyata hanya pesan dari ibuku,
“Bobby,. Kau tahu , ibu sedang marah nak. Tapi ibu sekarang harus berangkat bekerja, makanan sudah ibu siapkan di Kulkas, besok ibu akan memarahimu. Namun ibu sayang sama kamu nak,” ku letakkan kertasku memandang tulisan itu, ibu juga memberikan kecupan bibirnya di kertas pesan itu, mengingatkan aku seperti masih anak 5 tahun saja.
Entah kenapa, selera makanku hari ini sedang buruk, jadi ku putuskan untuk pergi tidur saja.
**
Esok hari, aku terbangun. Tidak ada panggilan, tidak ada suara, ini aneh.
Jadi, aku melangkah menuju dapur, dan aku melihatnya- ibuku yang sedang memasak seperti biasanya, aku mulai menggeser kursi kemudian menyambar segelas susu di meja, sembari ku panggil namanya,
“Mom, kenapa tidak membangunkanku” aku merasa apakah ibuku sedang marah kepadaku soal kemarin, aku rasa tidak-
“maaf Bobby, habiskan makananmu nak” 
Aku melihat Roti panggangku, sama seperti sebelumnya, entahlah, sebenarnya aku tidak lapar, tapi karena ibuku yang memintanya, jadi aku akan memakanya. Ku raih piring tempat Roti di sajikan, kemudian ku ambil Roti dan ku taburi mentega dan mengangkat rotinya hingga hampir masuk ke mulutku, sebelum “Hentikaaann!!!” suara ibuku terdengar parau,
Ku tatap dirinya yang melihat ke arahku, dan seketika aku begitu terpukul melihatnya,
“apa yang terjadi padamu Mom?” aku bertanya dengan nada serak, melihatnya begitu membuatku marah.
Wajah ibuku lebam dengan luka biru di pipinya, tampak dia seperti baru di pukuli, 
“tidak ada nak, hanya saja, ibu terjatuh saat di kamar mandi tadi”
Dia berbohong, itu lah jawaban yang aku tahu. Dia menyembunyikan sesuatu, dan ini semakin aneh, kenapa dia menghentikanku memakan Roti itu, oh aku mengerti!!
Ibuku mengeser kursi untuk duduk di hadapanku, di sebelah Koran ayah yang tidak pernah terbaca. 
“jadi begini bobby, kau tahu, ibu sangat menyayangimu. “ ku kerutkan dahi saat mendengarnya,”ibu sudah memikirkan ini, maukah kau ikut ibu nak??”
“kemana mom?” tanyaku penasaran.
“ke tempat ayahmu, ayah bilang disana sangat hangat dan menyenangkan. “
Okay” sahutku, ibuku yang mungkin sudah sinting, namun aku bisa mengambil kesimpulan saat dia bicara tentang dimana ayah berada, kemungkinan dan prediksiku adalah, di dalam Roti itu, ibu memberikan Racun, namun dia tidak ingin melihatku mati tanpa adanya peringatan dan pilihan.
“mom, katakan, apa yang terjadi” aku mulai terisak, karena mata bengkak ibuku yang aku yakini sudah menangis berjam-jam, “Bobby” ucapnya lembut, “ibu minta maaf nak, selama ini ibu tidak menceritakan pekerjaan ibu sama kamu” ucapnya, dan aku hanya menatapnya diam, karena aku sudah tahu dimana ibu bekerja, “ibu selama ini bekerja di sebuah Prostitusi untuk menghidupimu”
Aku tidak terkejut, namun aku hanya berakting terkejut. 
“tidak apa mom” aku mengenggam tanganya, “aku tidak akan menyalahkanmu karena ini, namun siapa yang mau  melakukan itu” 
Dia hanya terisak kemudian kembali mengingatkan aku tentang pertanyaanya, “jadi kau mau ikut?”
Aku beranjak dari kursiku, kemudian melangkah meninggalkan dapur, “aku harus ke sekolah Mom”
Dan itu lah saat ku tinggalkan dia terisak di dapur, 
Aku tidak ingin mati Mom, belum ingin meskipun aku tahu, mungkin pagi ini adalah pagi terakhir aku melihatmu Mom, namun aku berjanji, akan membalas pria hidung belang yang menyakitimu.
**
Di sekolah, aku hanya merenung, aku tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika bel masuk berbunyi, aku segera menuju kelas, sebelum Justin dan Bastian menghalangi jalanku.
“apa yang kau lakukan kepada Troy, kenapa aku tidak melihatnya”
“diamlah justin!! Aku sedang tidak mau berbicara dengan siapapun!!” tukasku dingin.
“berengsek!! Kau…” Justin hampir saja memukulku, bila aku tidak menghindarinya, kemudian aku  langsung aku mengunci pergelangan tanganya,
Aku menatap matanya dengan dingin, hingga aku bisa melihat keringat dan degup jantungnya, perasaan ini, perasaan yang sudah lama aku pendam, perasaan ingin membantai Setan kecil disini, aku mulai tertawa dengan gila, sementara Bastian terdiam dan tidak bisa melakukan apa-apa kecuali merasakan adrenalinku yang tinggi, keinginan membunuh yang sudah lama aku pendam, ingin ku lampiaskan pada Bocah ini.
Namun aku melepaskan tanganya, karena aku teringat ibuku.
“dasar aneh!! Kau memang Aneh!! Freak!!” umpat justin setelah ku lepaskan dan berlari menghindariku bersama Bastian.
Aku kembali ke kelasku, 
Di Koridor, aku melihat si Black Hair, memandangku dengan bersandar di dinding sekolah, aku berjalan terus untuk melewatinya, sebelum suara kecil itu terdengar olehku, si Black Hair sedang mengatakan sesuatu padaku,
“aku bisa membantumu, ambilah, sebagai hadiah perkenalan kita.. nanti!!” ucap Black hair, menjatuhkan sebuah Foto,
Aku menatapnya aneh, dan apa yang dia bicarakan tentang, “perkenalan  kita.. nanti!!” , ku ambil foto itu, dan aku melihat, sebuah Foto seorang pria, berkaca mata dengan tato di bahunya.
Siapa pria ini” aku bergumam,
Hari menjelang malam, aku masih berjalan menuju rumahku, hingga, aku merasakan sesuatu yang tidak enak dalam benakku.
Aku segera melesat masuk, dan aku bisa melihat dapurku dengan lampu masih menyala, ketika tatapanku tertuju pada sepiring Roti sarapan pagiku yang beracun, aku melihat bayangan yang tergantung,
Dan seketika kakiku lemas, aku terduduk memandangnya, ibuku-- dia bunuh diri , disini meninggalkanku.
Pagi ini ternyata memang pertemuan terakhirku denganya, aku mulai menangis membenturkan kepalaku di meja itu, hingga, aku menyadari sesuatu, kenapa aku harus sedih, bukankah ini lebih baik, ibu sudah tidak harus menderita lagi, dan aku, ya.. aku bisa menjaga diriku sendiri. Kenapa tidak terfikirkan olehku, sekarang!! aku bisa melakukan segalanya sendiri,
Aku mulai tertawa, ku ambil piring –piring itu kemudian ku lemparkan, hingga suara nyaring memenuhi Rumahku, pecahan –pecahan itu, aku sangat senang, ibuku tidak harus menderita lagi untuk memunguti piring yang ku jatuhkan,

Ku nyalakan TV, kemudian ku pecahkan dengan Tongkat Baseball curianku, aku mulai menari, menghancurkan segalanya yang ada di depanku.
Hingga, aku teringat dengan seseorang, Justin dan Bastian, aku mulai melotot, berjalan linglung dan ku ambil sebuah Pisau, kemudian menyeringai dengan senang. 
Aku menatap ibuku yang masih tergantung, “Mom, tidurlah yang nyenyak, aku akan membuatmu bangga Mom”
Ku kunci pintu rumahku, dan pergi keluar.
**
Malam semakin larut, dan aku melihat Bastian sedang bermain Basket dengan teman-temanya di sebuah Gang, ku tatap dirinya dan kembali perasaan ini muncul, hanya saja lebih besar dari sebelumnya, aku bisa merasakan Adrenalinku meningkat,
“hahahaha.. aku akan mengambil jeroanmu, dan ku taburkan untuk anjing di jalanan!! “ aku terus melotot padanya, hingga dia menyadariku, dan aku segera bersembunyi lagi, ku katakan pada pisauku, bahwa permainan akan di mulai, teman baruku.. hahaha”
Kini bola terlempar ke arahku yang bersembunyi, di balik sebuah tiang bangunan, dan aku bisa mendengar “Bastian, ambil bolanya, !!”
Seketika, aku merasakan kesenanganku di mulai, aku masih bersembunyi, dengan irama jantung yang berdegup kencang, aku berjalan menuju Bola itu dan seketika Bastian melihatku, Lorong gang sangat gelap, sehingga teman Bastian akan kesulitan melihatku.
Boleh bergabung” kataku dengan riang,
Bastian menangkap sirat wajahku yang aneh, “Freak!! Apa yang kau lakukan disini!!” ucapnya gelisah, aku berjalan mendekatinya dengan sebuah seringai,
Bastian tampak mundur, dan sepertinya dia sudah merasakan hawa intimidasiku, “kenapa, apa kau takut denganku teman” satu kali lagi aku mengatakan “teman” sepertinya aku akan muntah.
“Oh, kenapa aku harus takut dengan orang Freak sepertimu!!” 
“aku senang, kau tidak takut, aku hanya ingin mengembalikan Bolamu,” kataku semakin riang,
“kalau begitu, kembalikan , lempar padaku!! “ ucapnya dengan nada serak,
Kini aku ada di hadapanya, dan ku jatuhan bola itu di antara kami , “kau memintanya dengan tidak sopan, Bastian. Ambil saja  sendiri,”
Bastian mulai melangkah mendekatiku, dan seketika itu aku bisa melihat lehernya, ku tikam tepat di tengkuknya hingga Pisau itu menembus kerongkonganya, dia tidak akan bisa berteriak pada siapapun, karena sekarang kau, (Bastian) hanya anjing kecilku,
Seketika ku iris Lehernya, memotong kepalanya, dan ku buang di jalanan gang itu, sedangkan Tubuhnya ku seret untuk keperluan lainya,
Aku melihat bayangan teman-teman Bastian yang mendekat, jadi aku menunggu reaksi mereka menerima Hadiah bola basket baruku,
“Bastian, kau dimana? Hei, itu bola kita” sahut salah satu temanya,
“mungkin dia sudah pulang!! Sahut salah satu temanya.
Aku terkekeh, beberapa saat, dan mulai ku hitung, satu, dua, dan… “Aaaaahhhh, kepala!!! “ suara teriakan teman-teman Bastian memenuhi kesenanganku,
Sekarang, aku berjalan menuju Rumah seseorang, aku baru saja memotong seluruh tubuh Bastian untuk anjing Justin, kemudian mengetuk pintu dan aku bertemu dengan kedua orang tuanya, dengan polos aku mengatakan “aku adalah teman Justin” mereka tersenyum ramah, dan mempersilahkan aku masuk, Ayahnya bercerita bahwa Justin sedang ada di Toko, dan dia akan pulang sebentar lagi,
Aku tersenyum ramah dan penuh kepalsuan, aku juga melihat Teh hangat yang di sajikan oleh ibunya, 
Aku bilang pada mereka, “aku akan menunggu”
Hingga mereka meninggalkanku di ruang tamu, sedangkan mereka menonton Tv, dan ku pikir-ini lah waktunya,
Aku mulai menikam ayahnya, kemudian mematahkan Laher ibunya, cukup sulit namun menyenangkan, Mayat mereka ku seret, kemudian ku simpan dalam Kulkas, sedangkan untuk ayahnya, aku sengaja memasukkanya pada mesin Cuci, 
Lalu aku bersembunyi di dalam Almari, menunggu si Setan kecil muncul.
Tidak beberapa lama, aku melihatnya masuk, dan aku tertawa senang. 
Justin berjalan mencari kedua orang tuanya, hingga akhirnya dia menyerah dan memilih menonton tv, aku menyelinap, dan seketika ku bungkam kepalanya dengan sebuah Kain, kemudian menjatuhkanya dan kutikam Tubuhnya dengan pisauku,
Aku bisa melihat darah yang merembas keluar, ku tendang wajahnya dan aku terus tertawa,
Aku terus menghujani pisau itu, kemudian aku bisa melihatnya sudah lemas, namun masih hidup, ku ambil kembali mayat kedua orang tuanya, mengikat keluarga Setan kecil ini, 
Lalu ku siram mereka dengan Bensin dari Garasi Rumahnya.
Aku bisa melihat, wajah itu- wajah penuh kengerian melihatku,
“ada perminataan terakhir, Justin.. “ aku bisa melihat, bahkan mulutnya sudah tidak sanggup berbicara padaku, 
Ku lemparkan korek apiku, dan seketika itu tubuhnya terbakar, dan aku sangat senang,
Ku perhatikan setiap detail, bagaimana kulit anak itu mengelupas dan hangus seperti daging Barbeque, harumnya , dan gejolak darah yang terbakar, membuatku sangat senang,
Ketika daging itu sudah meleleh, melihat seluruh tubuhnya mengeluarkan cairan yang busuk, aku segera sadar.
Aku masih kurang, aku harus membunuh lagi, Adrenalinku ingin terpacu lagi, siapa? Siapa selanjutnya yang harus ku bunuh, aku harus membunuh lagi,
“siapaaaaa??” aku berteriak dengan kesal, karena tanganku gemetar dan gejolak membunuhku semakin kuat, hingga aku memekik melihat seseorang yang menatapku dari sisi Ruangan yang bahkan tidak ku sadari keberadaanya.
“menyenangkan bukan!!” sahutnya, aku tidak bisa melihat wajahnya karena kegelapan di rumah ini.
“siapa kau, kau korbanku berikutnya!! Hahaha” aku mulai tertawa lagi, hingga dia mengatakan sesuatu tanpa rasa takut,
“jangan macam –macam Bobby!!” 
Suara itu, dia mulai menampakkan wajahnya dan  dia adalah Black Hair.. untuk apa dia disini, apakah dia menguntitku,
Black hair membawa sesuatu di tanganya,
Dan melemparkanya padaku, “ini hadiah perkenalanku,” katanya dengan tenang mendekatiku,
Aku melihat sebuah kepala terpenggal, dengan kaca mata dan kepala Botak aku mengenalinya, dia adalah pria di foto itu,
“siapa dia”
“dialah yang memukuli ibumu, hingga ibumu bunuh diri .” katanya dengan tertawa.
“kau-“ aku terdiam beberapa detik, sebelum ku angkat pisauku, “bagaimana kau tahu, kau selalu mengawasiku, “
“aku bilang,- jangan macam-macam bobby!!” katanya tegas,
Suaranya dingin namun membuatku terdiam, sensasi ini, ada apa , kenapa tubuhku berhenti, apakah aku takut padanya, tidak mungkin.
“aku sudah mengurusnya, aku hanya ingin mengatakan – apakah menyenangkan Bobby, !!”
“sejak kapan, kau menguntitku? Black Hair,” sahutku dengan seringai, dan dia membalas seringaiku, “terlalu mudah menguntitmu Bobby, bahkan setiap malam, aku bisa melihatmu tidur, aku selalu memperhatikanmu – kau menyenangkan!!” sahut Black hair,
“lalu- kau ingin membunuhku, dan kenapa kau mengurus pria sampah ini” 
“Ayolah, Bobby, kau merasakanya, merasakan bagaimana korbanmu menangis, bagaimana korbanmu meminta ampun, menyenangkan bukan.. sensasinya. Aku akan memberitahumu sesuatu yang lebih menyenangkan, bagaimana, kalau kau dan aku.. memburu yang lainya, kau dan aku sama Booby, namun membunuh mereka sama sekali membosankan. Namun bila kau membunuh mereka yang sama seperti kita Aku yakin kau akan suka? Sensasinya, 100 kali lipat daripada membunuh Setan atau Sampah ini!!” Black hair menyeringai,
“memburu yang lainya, “ apakah yang dia maksut adalah aku, atau dia.. aku tidak mengerti, oh, apakah  ada yang lain selain kami, 
Memburu satu sama lain, terdengar menarik, Sensasi ini, ya.. aku harus mencobanya, aku suka dengan ketertarikan ini, adrenalinku akan semakin kuat. 
“okay, dimana aku bisa bertemu dengan mereka..!!”
Black Hair tersenyum, kemudian membimbing jalanku.. menuju tempat tinggalnya.
“sekarang aku semakin hidup, tanpa ibuku, aku adalah Anak yang Bebas…. Menyenangkan kenapa ini tidak ku lakukan sejak dulu, hahahaha!!!

2/12

Fio- (lanjutanya kapan-kapan ya, kalau ada waktu lagi) :D
Buat pembaca yang udah baca, jangan bagi Spoilerya--jaga rahasia, karena rahasia memang di buat untuk di jaga.  okay.

(cerita ini masih 2000 Words-membaca akan membuka wawasan kalian) Untuk 18 tahun ke atas.

Who-

2/12

**
Kalian ingat?
Ini masih tentang aku. Baiklah, jadi hari sudah malam, dan aku menatap Rumahku yang gelap, kemungkinan ibuku sudah pergi bekerja, jadi tidak akan ada yang mengomeliku untuk malam ini dan ku pikir itu bagus.
Jadi, aku mulai membuka knop pintu, dan mendapati suasana hening dan gelap di rumahku. Aku langsung melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahku.
Ketika, mataku menangkap sesuatu di cermin, seperti kertas yang di tempelkan di dinding, jadi aku langsung saja menuju dapur,
Oh, “ aku mengerutkan dahi, ternyata hanya pesan dari ibuku,
“Bobby,. Kau tahu , ibu sedang marah nak. Tapi ibu sekarang harus berangkat bekerja, makanan sudah ibu siapkan di Kulkas, besok ibu akan memarahimu. Namun ibu sayang sama kamu nak,” ku letakkan kertasku memandang tulisan itu, ibu juga memberikan kecupan bibirnya di kertas pesan itu, mengingatkan aku seperti masih anak 5 tahun saja.
Entah kenapa, selera makanku hari ini sedang buruk, jadi ku putuskan untuk pergi tidur saja.
**
Esok hari, aku terbangun. Tidak ada panggilan, tidak ada suara, ini aneh.
Jadi, aku melangkah menuju dapur, dan aku melihatnya- ibuku yang sedang memasak seperti biasanya, aku mulai menggeser kursi kemudian menyambar segelas susu di meja, sembari ku panggil namanya,
“Mom, kenapa tidak membangunkanku” aku merasa apakah ibuku sedang marah kepadaku soal kemarin, aku rasa tidak-
“maaf Bobby, habiskan makananmu nak”
Aku melihat Roti panggangku, sama seperti sebelumnya, entahlah, sebenarnya aku tidak lapar, tapi karena ibuku yang memintanya, jadi aku akan memakanya. Ku raih piring tempat Roti di sajikan, kemudian ku ambil Roti dan ku taburi mentega dan mengangkat rotinya hingga hampir masuk ke mulutku, sebelum “Hentikaaann!!!” suara ibuku terdengar parau,
Ku tatap dirinya yang melihat ke arahku, dan seketika aku begitu terpukul melihatnya,
“apa yang terjadi padamu Mom?” aku bertanya dengan nada serak, melihatnya begitu membuatku marah.
Wajah ibuku lebam dengan luka biru di pipinya, tampak dia seperti baru di pukuli,
“tidak ada nak, hanya saja, ibu terjatuh saat di kamar mandi tadi”
Dia berbohong, itu lah jawaban yang aku tahu. Dia menyembunyikan sesuatu, dan ini semakin aneh, kenapa dia menghentikanku memakan Roti itu, oh aku mengerti!!
Ibuku mengeser kursi untuk duduk di hadapanku, di sebelah Koran ayah yang tidak pernah terbaca.
“jadi begini bobby, kau tahu, ibu sangat menyayangimu. “ ku kerutkan dahi saat mendengarnya,”ibu sudah memikirkan ini, maukah kau ikut ibu nak??”
“kemana mom?” tanyaku penasaran.
“ke tempat ayahmu, ayah bilang disana sangat hangat dan menyenangkan. “
Okay” sahutku, ibuku yang mungkin sudah sinting, namun aku bisa mengambil kesimpulan saat dia bicara tentang dimana ayah berada, kemungkinan dan prediksiku adalah, di dalam Roti itu, ibu memberikan Racun, namun dia tidak ingin melihatku mati tanpa adanya peringatan dan pilihan.
“mom, katakan, apa yang terjadi” aku mulai terisak, karena mata bengkak ibuku yang aku yakini sudah menangis berjam-jam, “Bobby” ucapnya lembut, “ibu minta maaf nak, selama ini ibu tidak menceritakan pekerjaan ibu sama kamu” ucapnya, dan aku hanya menatapnya diam, karena aku sudah tahu dimana ibu bekerja, “ibu selama ini bekerja di sebuah Prostitusi untuk menghidupimu”
Aku tidak terkejut, namun aku hanya berakting terkejut.
“tidak apa mom” aku mengenggam tanganya, “aku tidak akan menyalahkanmu karena ini, namun siapa yang mau melakukan itu”
Dia hanya terisak kemudian kembali mengingatkan aku tentang pertanyaanya, “jadi kau mau ikut?”
Aku beranjak dari kursiku, kemudian melangkah meninggalkan dapur, “aku harus ke sekolah Mom”
Dan itu lah saat ku tinggalkan dia terisak di dapur,
Aku tidak ingin mati Mom, belum ingin meskipun aku tahu, mungkin pagi ini adalah pagi terakhir aku melihatmu Mom, namun aku berjanji, akan membalas pria hidung belang yang menyakitimu.
**
Di sekolah, aku hanya merenung, aku tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika bel masuk berbunyi, aku segera menuju kelas, sebelum Justin dan Bastian menghalangi jalanku.
“apa yang kau lakukan kepada Troy, kenapa aku tidak melihatnya”
“diamlah justin!! Aku sedang tidak mau berbicara dengan siapapun!!” tukasku dingin.
“berengsek!! Kau…” Justin hampir saja memukulku, bila aku tidak menghindarinya, kemudian aku langsung aku mengunci pergelangan tanganya,
Aku menatap matanya dengan dingin, hingga aku bisa melihat keringat dan degup jantungnya, perasaan ini, perasaan yang sudah lama aku pendam, perasaan ingin membantai Setan kecil disini, aku mulai tertawa dengan gila, sementara Bastian terdiam dan tidak bisa melakukan apa-apa kecuali merasakan adrenalinku yang tinggi, keinginan membunuh yang sudah lama aku pendam, ingin ku lampiaskan pada Bocah ini.
Namun aku melepaskan tanganya, karena aku teringat ibuku.
“dasar aneh!! Kau memang Aneh!! Freak!!” umpat justin setelah ku lepaskan dan berlari menghindariku bersama Bastian.
Aku kembali ke kelasku,
Di Koridor, aku melihat si Black Hair, memandangku dengan bersandar di dinding sekolah, aku berjalan terus untuk melewatinya, sebelum suara kecil itu terdengar olehku, si Black Hair sedang mengatakan sesuatu padaku,
“aku bisa membantumu, ambilah, sebagai hadiah perkenalan kita.. nanti!!” ucap Black hair, menjatuhkan sebuah Foto,
Aku menatapnya aneh, dan apa yang dia bicarakan tentang, “perkenalan kita.. nanti!!” , ku ambil foto itu, dan aku melihat, sebuah Foto seorang pria, berkaca mata dengan tato di bahunya.
Siapa pria ini” aku bergumam,
Hari menjelang malam, aku masih berjalan menuju rumahku, hingga, aku merasakan sesuatu yang tidak enak dalam benakku.
Aku segera melesat masuk, dan aku bisa melihat dapurku dengan lampu masih menyala, ketika tatapanku tertuju pada sepiring Roti sarapan pagiku yang beracun, aku melihat bayangan yang tergantung,
Dan seketika kakiku lemas, aku terduduk memandangnya, ibuku-- dia bunuh diri , disini meninggalkanku.
Pagi ini ternyata memang pertemuan terakhirku denganya, aku mulai menangis membenturkan kepalaku di meja itu, hingga, aku menyadari sesuatu, kenapa aku harus sedih, bukankah ini lebih baik, ibu sudah tidak harus menderita lagi, dan aku, ya.. aku bisa menjaga diriku sendiri. Kenapa tidak terfikirkan olehku, sekarang!! aku bisa melakukan segalanya sendiri,
Aku mulai tertawa, ku ambil piring –piring itu kemudian ku lemparkan, hingga suara nyaring memenuhi Rumahku, pecahan –pecahan itu, aku sangat senang, ibuku tidak harus menderita lagi untuk memunguti piring yang ku jatuhkan,

Ku nyalakan TV, kemudian ku pecahkan dengan Tongkat Baseball curianku, aku mulai menari, menghancurkan segalanya yang ada di depanku.
Hingga, aku teringat dengan seseorang, Justin dan Bastian, aku mulai melotot, berjalan linglung dan ku ambil sebuah Pisau, kemudian menyeringai dengan senang.
Aku menatap ibuku yang masih tergantung, “Mom, tidurlah yang nyenyak, aku akan membuatmu bangga Mom”
Ku kunci pintu rumahku, dan pergi keluar.
**
Malam semakin larut, dan aku melihat Bastian sedang bermain Basket dengan teman-temanya di sebuah Gang, ku tatap dirinya dan kembali perasaan ini muncul, hanya saja lebih besar dari sebelumnya, aku bisa merasakan Adrenalinku meningkat,
“hahahaha.. aku akan mengambil jeroanmu, dan ku taburkan untuk anjing di jalanan!! “ aku terus melotot padanya, hingga dia menyadariku, dan aku segera bersembunyi lagi, ku katakan pada pisauku, bahwa permainan akan di mulai, teman baruku.. hahaha”
Kini bola terlempar ke arahku yang bersembunyi, di balik sebuah tiang bangunan, dan aku bisa mendengar “Bastian, ambil bolanya, !!”
Seketika, aku merasakan kesenanganku di mulai, aku masih bersembunyi, dengan irama jantung yang berdegup kencang, aku berjalan menuju Bola itu dan seketika Bastian melihatku, Lorong gang sangat gelap, sehingga teman Bastian akan kesulitan melihatku.
Boleh bergabung” kataku dengan riang,
Bastian menangkap sirat wajahku yang aneh, “Freak!! Apa yang kau lakukan disini!!” ucapnya gelisah, aku berjalan mendekatinya dengan sebuah seringai,
Bastian tampak mundur, dan sepertinya dia sudah merasakan hawa intimidasiku, “kenapa, apa kau takut denganku teman” satu kali lagi aku mengatakan “teman” sepertinya aku akan muntah.
“Oh, kenapa aku harus takut dengan orang Freak sepertimu!!”
“aku senang, kau tidak takut, aku hanya ingin mengembalikan Bolamu,” kataku semakin riang,
“kalau begitu, kembalikan , lempar padaku!! “ ucapnya dengan nada serak,
Kini aku ada di hadapanya, dan ku jatuhan bola itu di antara kami , “kau memintanya dengan tidak sopan, Bastian. Ambil saja sendiri,”
Bastian mulai melangkah mendekatiku, dan seketika itu aku bisa melihat lehernya, ku tikam tepat di tengkuknya hingga Pisau itu menembus kerongkonganya, dia tidak akan bisa berteriak pada siapapun, karena sekarang kau, (Bastian) hanya anjing kecilku,
Seketika ku iris Lehernya, memotong kepalanya, dan ku buang di jalanan gang itu, sedangkan Tubuhnya ku seret untuk keperluan lainya,
Aku melihat bayangan teman-teman Bastian yang mendekat, jadi aku menunggu reaksi mereka menerima Hadiah bola basket baruku,
“Bastian, kau dimana? Hei, itu bola kita” sahut salah satu temanya,
“mungkin dia sudah pulang!! Sahut salah satu temanya.
Aku terkekeh, beberapa saat, dan mulai ku hitung, satu, dua, dan… “Aaaaahhhh, kepala!!! “ suara teriakan teman-teman Bastian memenuhi kesenanganku,
Sekarang, aku berjalan menuju Rumah seseorang, aku baru saja memotong seluruh tubuh Bastian untuk anjing Justin, kemudian mengetuk pintu dan aku bertemu dengan kedua orang tuanya, dengan polos aku mengatakan “aku adalah teman Justin” mereka tersenyum ramah, dan mempersilahkan aku masuk, Ayahnya bercerita bahwa Justin sedang ada di Toko, dan dia akan pulang sebentar lagi,
Aku tersenyum ramah dan penuh kepalsuan, aku juga melihat Teh hangat yang di sajikan oleh ibunya,
Aku bilang pada mereka, “aku akan menunggu”
Hingga mereka meninggalkanku di ruang tamu, sedangkan mereka menonton Tv, dan ku pikir-ini lah waktunya,
Aku mulai menikam ayahnya, kemudian mematahkan Laher ibunya, cukup sulit namun menyenangkan, Mayat mereka ku seret, kemudian ku simpan dalam Kulkas, sedangkan untuk ayahnya, aku sengaja memasukkanya pada mesin Cuci,
Lalu aku bersembunyi di dalam Almari, menunggu si Setan kecil muncul.
Tidak beberapa lama, aku melihatnya masuk, dan aku tertawa senang.
Justin berjalan mencari kedua orang tuanya, hingga akhirnya dia menyerah dan memilih menonton tv, aku menyelinap, dan seketika ku bungkam kepalanya dengan sebuah Kain, kemudian menjatuhkanya dan kutikam Tubuhnya dengan pisauku,
Aku bisa melihat darah yang merembas keluar, ku tendang wajahnya dan aku terus tertawa,
Aku terus menghujani pisau itu, kemudian aku bisa melihatnya sudah lemas, namun masih hidup, ku ambil kembali mayat kedua orang tuanya, mengikat keluarga Setan kecil ini,
Lalu ku siram mereka dengan Bensin dari Garasi Rumahnya.
Aku bisa melihat, wajah itu- wajah penuh kengerian melihatku,
“ada perminataan terakhir, Justin.. “ aku bisa melihat, bahkan mulutnya sudah tidak sanggup berbicara padaku,
Ku lemparkan korek apiku, dan seketika itu tubuhnya terbakar, dan aku sangat senang,
Ku perhatikan setiap detail, bagaimana kulit anak itu mengelupas dan hangus seperti daging Barbeque, harumnya , dan gejolak darah yang terbakar, membuatku sangat senang,
Ketika daging itu sudah meleleh, melihat seluruh tubuhnya mengeluarkan cairan yang busuk, aku segera sadar.
Aku masih kurang, aku harus membunuh lagi, Adrenalinku ingin terpacu lagi, siapa? Siapa selanjutnya yang harus ku bunuh, aku harus membunuh lagi,
“siapaaaaa??” aku berteriak dengan kesal, karena tanganku gemetar dan gejolak membunuhku semakin kuat, hingga aku memekik melihat seseorang yang menatapku dari sisi Ruangan yang bahkan tidak ku sadari keberadaanya.
“menyenangkan bukan!!” sahutnya, aku tidak bisa melihat wajahnya karena kegelapan di rumah ini.
“siapa kau, kau korbanku berikutnya!! Hahaha” aku mulai tertawa lagi, hingga dia mengatakan sesuatu tanpa rasa takut,
“jangan macam –macam Bobby!!”
Suara itu, dia mulai menampakkan wajahnya dan dia adalah Black Hair.. untuk apa dia disini, apakah dia menguntitku,
Black hair membawa sesuatu di tanganya,
Dan melemparkanya padaku, “ini hadiah perkenalanku,” katanya dengan tenang mendekatiku,
Aku melihat sebuah kepala terpenggal, dengan kaca mata dan kepala Botak aku mengenalinya, dia adalah pria di foto itu,
“siapa dia”
“dialah yang memukuli ibumu, hingga ibumu bunuh diri .” katanya dengan tertawa.
“kau-“ aku terdiam beberapa detik, sebelum ku angkat pisauku, “bagaimana kau tahu, kau selalu mengawasiku, “
“aku bilang,- jangan macam-macam bobby!!” katanya tegas,
Suaranya dingin namun membuatku terdiam, sensasi ini, ada apa , kenapa tubuhku berhenti, apakah aku takut padanya, tidak mungkin.
“aku sudah mengurusnya, aku hanya ingin mengatakan – apakah menyenangkan Bobby, !!”
“sejak kapan, kau menguntitku? Black Hair,” sahutku dengan seringai, dan dia membalas seringaiku, “terlalu mudah menguntitmu Bobby, bahkan setiap malam, aku bisa melihatmu tidur, aku selalu memperhatikanmu – kau menyenangkan!!” sahut Black hair,
“lalu- kau ingin membunuhku, dan kenapa kau mengurus pria sampah ini”
“Ayolah, Bobby, kau merasakanya, merasakan bagaimana korbanmu menangis, bagaimana korbanmu meminta ampun, menyenangkan bukan.. sensasinya. Aku akan memberitahumu sesuatu yang lebih menyenangkan, bagaimana, kalau kau dan aku.. memburu yang lainya, kau dan aku sama Booby, namun membunuh mereka sama sekali membosankan. Namun bila kau membunuh mereka yang sama seperti kita Aku yakin kau akan suka? Sensasinya, 100 kali lipat daripada membunuh Setan atau Sampah ini!!” Black hair menyeringai,
“memburu yang lainya, “ apakah yang dia maksut adalah aku, atau dia.. aku tidak mengerti, oh, apakah ada yang lain selain kami,
Memburu satu sama lain, terdengar menarik, Sensasi ini, ya.. aku harus mencobanya, aku suka dengan ketertarikan ini, adrenalinku akan semakin kuat.
“okay, dimana aku bisa bertemu dengan mereka..!!”
Black Hair tersenyum, kemudian membimbing jalanku.. menuju tempat tinggalnya.
“sekarang aku semakin hidup, tanpa ibuku, aku adalah Anak yang Bebas…. Menyenangkan kenapa ini tidak ku lakukan sejak dulu, hahahaha!!!


2/12

Fio- (lanjutanya kapan-kapan ya, kalau ada waktu lagi) 

Jumat, 04 April 2014

WHO? part 1/12

yap disini malam ini saya akan memberikan sebuah cerita bersambung....
berjudul "WHO?" ini adalah sebuah cerita bersambung karya seorang admin di sebuah FanPage di FaceBook...tapi disini saya akan menyertakan sumber dari twitternya hehe XD
ceria ini ada 12 episode ...

ini lah ceritanya :)) semoga para pembaca fearanger berkenan :))

kita mulai dari Tempo awal ya. (setiap halaman terdiri dari 2000 words- pesan dari saya kalian suka membaca maka kalian suka dengan rahasia dunia)

Who-



 

1/12

**

“Bobby, kau sudah bangun nak..coba tebak, hari ini hari apa? hari ini adalah hari senin, waktunya pergi ke sekolah”

Ku dengarkan teriakan ibuku yang tampak bersemangat pagi ini, namun kau tahu? Aku tidak bersemangat seperti dirinya, mungkin kau akan tahu, apa alasanya.
Aku segera beranjak dari ranjangku untuk bersiap pergi ke Neraka? Apakah aku tadi mengatakan Neraka?
Ya, Sekolah atau Neraka, apa bedanya, bagiku itu sama saja.
Ku lihat wajahku di cermin, ketika ku basuh dengan air, Rambut yang mereka sebut konyol entahlah, aku sedang tidak ingin membicarakan mereka.
Segera ku matikan bathub, dan melangakah menuju kamarku untuk berganti seragam.
Setelah semua siap, aku berjalan menuju Dapur, ku perhatikan ibuku yang tersenyum, sedang memasak Telur sedangkan Roti panggang di meja sudah siap dan masih hangat.
Ibuku selalu senang ketika melihatku menggunakan seragam sekolah, jadi aku tersenyum hanya untuk membuatnya senang. Aku sayang ibuku, dia adalah ibu terbaik di dunia ini.
Selain menjadi ibu yang baik, dia juga menggantikan peran ayahku yang sudah lama meninggal akibat kecelakaan ketika bekerja di luar Kota, senyumnya adalah semangat bagiku, bila aku pergi ke Sekolah alias Neraka itu untuk menyenangkanya, maka aku akan melakukanya.
Ku habiskan Roti itu dengan lahap, kemudian meminum susu di gelas tepat di samping nampan Kopi yang juga masih hangat, semenjak kematian ayahku, ibuku selalu membuat Kopi sama seperti saat ayahku masih hidup, dia belum bisa menyadari kenyataan bahwa ayahku sudah meninggal. Sebenarnya aku sangat sedih, namun bila dia bisa tetap riang di dunia imajinasinya, maka aku akan membiarkanya.
Tetanggaku selalu membicarakanya dan kadang memanggilnya dengan Wanita Gila, namun setiap aku bereaksi, ibuku selalu tersenyum dan mengatakan, tetaplah tenang karena mereka bukan siapa-siapa bagimu, mendengar nasehatnya aku selalu kembali bisa mengendalikan diriku.
Ibuku menatap jendela Dapur rumahku, dan aku tahu, apa yang akan dia bicarakan selanjutnya.
“Bobby, bus Sekolahmu sudah tiba, kau harus siap ya nak.” Ibuku masih tersenyum dengan senangnya sembari membersihkan meja dan menyusun rapi Koran –Koran yang bahkan tidak ada yang pernah menyentuhnya, pernah ada kejadian, aku tidak sengaja menjatuhkan Koran itu, dan ibuku berbicara “bobby, ambil Koran itu nak, ayahmu sedang membacanya”
Aku sangat sedih dengan dirinya namun bagaimanapun, kami harus tetap hidup.
Kini kakiku mulai tertuju pada Pintu, berjalan menuju bus Sekolah yang sudah menungguku. Ku genggam erat-erat Tasku dan ku kenakan Topi merahku yang biasanya.
Oh ya, sebelum aku memulai segalanya, tentang siapa aku, aku hanya ingin meyakinkanmu,
Ini bukan cerita, karena.. aku adalah kamu, dan kamu adalah aku, jadi apa yang aku bicarakan ini adalah tentang kamu dan aku,
Kau belum mengerti maksutku, baiklah, kita permudah, apa yang kalian lihat dan Rasakan nanti, aku adalah kamu, jadi apa yang terjadi padaku, kau juga akan merasakanya.
Ku buka pintuku, dan aku bisa melihat, setan-setan kecil pengangguku, dan Wellcome di nerakaku.
Aku mulai melangkah masuk ke dalam bus, dan langsung saja, Sorot mata dari anak –anak sekolah memandangku sinis, aku tidak akan menggunakan kalimat “Teman!!” karena mereka bukan temanku, mereka adalah Setanya!! Setan yang ada di Neraka!!” aku selalu terkekeh membayangkan Setan –setan kecil ini.
Aku berjalan tanpa memperdulikan mereka yang duduk dan memandangku sinis, aku hanya bergumam sama seperti sebelumnya “dasar Sampah Kecil!!” umpatku memandang wajah-wajah memuakkan itu.
Seperti sebelum-sebelumnya, mereka semua tidak ada satupun yang memberikanku kursi, jadi aku akan melakukan hal yang sama, berjalan menuju kursi terakhir dan duduk disana dengan seorang gadis pendiam,
Yang aku menyebut namanya dengan “Black Hair”, sudah lama, aku selalu duduk di belakang bersamanya, namun kami tidak pernah berbicara sedikitpun,
Aku akan menceritakan bagaimana Fisiknya, gadis itu jelek, kulitnya putih pucat dengan bola mata yang besar, biasanya dia menyembunyikan matanya di balik Rambut keriting hitam panjangnya.
Dan saat aku duduk, terkadang dia melirikku dan itu sangat menganggu.
Bahkan aku pernah kesal denganya, jadi aku mengatakan “jangan melihatku seperti itu” dan dia menuruti perintahku tanpa bicara, terkadang aku berfikir, bila si Black Hair ini adalah anak bisu, namun ini bukan urusanku, aku punya daftar memuakkan yang lebih penting daripada mengurusi si Black Hair ini.
Namun ada satu sisi kenapa aku sedikit senang duduk bersamanya, selain dia tidak banyak bicara jadi aku tidak harus mendengar ocehan yang tidak berguna, aku suka karena mereka (Setan-Setan kecil) itu juga memperlakukan si Black Hair ini sama sepertiku, sikap Deskriminasi pada kami,
Aku tidak tahu, kenapa mereka selalu memanggilku Freak!! (Aneh), namun dia (Black Hair) juga mendapatkan sebutan itu, itulah alasan kenapa kami selalu duduk di belakang, namun aku tidak perduli, selama aku masih ingat ibuku, jadi, aku tidak perlu repot –repot mengurus mereka, aku harap kalian tahu, apa arti kalimat mengurus tadi.
Bus berhenti, dan aku mulai bergegas keluar, hingga seseorang mendorongku dan aku terjatuh dari Tangga Bus yang memang tidak terlalu tinggi namun cukup memberiku rasa sakit.
Ku tatap seseorang yang bertanggung jawab dengan aksi dorongnya yang aku rasa di sengaja, dan mataku menangkap 3 Setan yang membuatku tidak terkejut.
“Justin, Bastian dan Troy”
Ku angkat tubuhku memandang sengit mereka bertiga, “kau lihat apa, Freak!!” ucap Justin dengan tersenyum penuh kebencian,
Ku kepalkan tanganku, dan bersiap ku bunuh cecunguk itu, namun kakiku terhenti pada kalimat ibuku yang melarangku agar tidak membuat keributan, setidaknya, aku tidak mau lagi, ibuku datang ke sekolah untuk meminta maaf ke seribu kalinya pada kepalas sekolah, jadi, aku memilih untuk pergi.
**
Hari ini di sekolah, saat pelajaran matematika, aku memilih untuk melakukan hal lain yang mungkin lebih berguna bagiku yaitu membaca Komik.
Hingga tiba-tiba teriakan dari bu Friska mengejutkanku, “Bobby, kau membawa komik lagi ke sekolah? Anak nakal, apa kau merasa sudah pintar , maju kamu, !!”
“Ehm” umpatku kesal, ku letakkan komikku dan melangkah maju untuk menemui si Cerewet itu,
“kau pikir, kau sudah pintar.. hingga memilih membaca komik daripada mendengarkan ibu” katanya dengan nada kasar sembari mengetuk kepalaku, dan aku hanya diam memandangnya.
“ha. Jawab!! Apa kau sudah pintar??” katanya lagi dengan menunjuk dadaku,
“aku bosan!! Pelajaran ibu terlalu membosankan, dan pelajaran ini, hanya untuk anak SMP!!” ucapku meremehkanya, karena aku memang benci pelajaran si cerewet ini.
“kau memang anak SMP!! Apa kau sudah merasa besar.. kalau begitu, kerjakan ini, bocah Sok!!” katanya lagi dengan memberikanku spidol hitamnya,
Ku lihat Rumus-rumus membosankan itu, dan aku mulai menulis jawabanya,
Hanya 40 detik bila aku menghitungnya dari, tiap detik jam yang berdetak di atas papan tulis untuk menyelesaikan soal Membosankan itu,
“aku selesai” ucapku meletakkan spidol itu di tangan si cerewet, dan dia hanya menatapku sengit.
Aku kembali ke mejaku untuk melanjutkan Komikku, ketika mataku menangkap mata dari si Black Hair, aku selalu kesal!!
Namun sebaiknya, aku kembali saja ke komikku, bukan waktuku untuk berteriak pada si Pendiam Black Hair itu.
**
Jam istirahat mulai terdengar,
Aku melangkah ke kantin, dan memilih sup kentang yang biasanya aku lewati, namun hari ini entah kenapa, aku ingin mencobanya.
Ku bawa Sup kentang dengan susu Kotak yang ku letakkan di Plat Siswa, mencari meja kosong yang mungkin bisa ku duduki,
“Sial, semua meja penuh. Kecuali.. ya, ada satu kursi, di sebelah Black Hair, baiklah, tidak ada pilihan” gerutuku berjalan menuju Black Hair yang menikmati Roti hangusnya,
Sama seperti hari-hari sebelumnya, dia begitu suka dengan Roti hangus dan minuman Orange menyerupai Juce Wortel namun memiliki bau yang amis.
Sebelum aku sampai disana, seseorang menghalangi jalanku, dia adalah Justin.
“Hai Freak!! Kau mau kemana” ucapnya dengan sinis,
Ketika ku sadari, Bastian dan anak Gemuk Troy sudah mengurungku, aku tidak peduli dan tetap berjalan melewati Justin, hingga.. Justin menumpahkan makanan yang ku bawa,
“Ups, maaf.. kau tidak marah kan Freak!!”
Aku terdiam beberapa saat, memandang Sup kentangku dan susu Kotak yang dia injak, “kau mau susu ini, ambilah ..” ringkihnya dengan seolah dia tidak salah.
Aku berbalik dan melangkah pergi, karena aku sedang tidak ingin membuat masalah dengan siapapun.
Namun Troy mendorongku, hingga aku terjatuh, dan tentu saja, aku terduduk dengan sup kentang dan cairan susu kotakku menempel di celanaku.
“Hahaha!!” Troy, Bastian dan Justin tertawa,
Ku tatap mereka, namun, ku yakinkan diriku sekali lagi, aku sedang tidak ingin membuat masalah,
“ada apa denganmu Freak!! Kau tidak mau melawanku.. hahaha, dasar anak Aneh!!”
Tak ku hiraukan setiap ejekan dari mereka, ku sadari, seluruh Ruangan di kantin ini menertawaiku, menertawai celanaku yang berlumuran dengan sup kentang.
“hei Bodoh, apa kau Tuli, atau kau ini pngecut” Bastian mengejekku, namun aku tidak memperdulikanya,
“Dasar Tuli!! Apa kau mau menangis dan berlari untuk mengadu pada wanita jalang itu!!”
Dleg” suara jantungku tiba-tiba berhenti, ketika mendengar itu.
“kau bilang apa?” ucapku menatap Troy,
“wanita jalang, bukankah dia ibumu. !!” Troy kembali menimpali,
“tarik kata-katamu, babi kecil!!” ucapku meyakinkanya,
“bila aku memanggilnya dengan wanita jalang lalu kau mau apa? Oh, ya, kau kan sampah, kau lahir dari rahimnya, aku yakin.. wanita jalang itu sebenarnya tidak tau, siapa ayahmu!!”
Kata Troy semakin senang,
aku terdiam memandang matanya, memandang senyumanya, jadi, ku kepalkan tanganku dan ku putuskan untuk pergi meninggalkanya,
“Hei, pengecut!! Ibumu memang wanita jalang, bagaimana kau tidak tahu, dia bekerja setiap malam, dimana lagi dia mendapatkan uang bila bukan dari Pria hidung belang!!” Troy kembali menimpaliku, namun aku tetap berjalan dan meninggalkan mereka.
**
siang hari, aku memilih untuk bolos dari pelajaran Fisikaku, selain karena aku sedang malas melihat teori-teori bodoh, lebih baik, aku menghabiskan waktuku disini sembari membaca komikku.
Sebelum ku dengar, suara Bell tanda berakhirnya pelajaran sudah berdering, dan itu mengalihkan perhatianku dari komikku.
Ku ambil sebuah Tongkat Kayu Baseball yang ku curi di Gudang Olah Raga tadi, aku berjalan menuju Gang sempit Sekolahku,
Dan disana aku melihat Babi itu, sedang melihat sepedanya. dimana Rantainya putus karena ulahku, ku sembunyikan Tongkat Kayu itu di belakangku, untuk menyapanya.
“kau butuh bantuan teman” sahutku, meskipun aku ingin muntah saat harus menyebut kalimat “teman”
Dia menyipitkan matanya, dan meludahi sepatuku untuk kembali membenarkan Rantainya,
Tanpa berfikir terlalu lama, ku ayunkan tongkatku hingga aku bisa meraskan Tengkoraknya yang Hancur,
Namun, aku tidak mau melihatnya mati dulu, jadi, ku seret dia dari tempat itu.
Di belakang Sekolah ada bangunan Tua,
Dan aku mulai menunggunya, aku duduk memandang si Babi yang masih terlelap dalam mimpinya, darahnya yang mengenangi tanah, membuatku sangat senang, senang mencium bau menjijikkan itu.
Hingga, malam pun tiba, dan si Babi mulai sadar,
“Hallo Troy” sapaku pelan,
“kau- tidak!! Menjauh!!” si Babi tampak aneh, entah kenapa , dia berteriak padaku.. jadi, ku ambil lagi tongkat kayuku untuk kembali mendekatinya,
“jangan- aku mohon, ampuni aku, aku menyesal”
Huu” aku bernafas semakin bersemangat, dan tersenyum lebar, bukan karena dia akan mati, namun karena, dia memang seperti Binatang Babi, meminta ampun saat akan di sembelih.
Aku tertawa, dan ku ayunkan Tongkatku di keningnya, ku pukuli tengkoraknya,
Aku bisa melihat, darah merembas keluar, dan kepalanya terus saja ku pukuli sekalipun dia meminta untuk menghentikan,
Aku sangat gembira, melihat wajahnya,
Namun aku belum puas,!! Akan terus ku pukuli dia hingga 100 kali, sekalipun otaknya sudah tercecer ketika aku memukulinya pada hitungan ke 70,
Namun aku akan melakukanya, Babi ini pantas mendapatkanya.
Setelah puas, aku mulai mengambil Parangku yang biasa ku letakkan di sisi Semak-semak, parang itu biasa ku gunakan untuk menghukum setan lain,
Aku jadi ingat, aku pernah menghukum Setan lain, hanya saja, aku sudah menguburnya di bawah Pohon dekat Taman sekolah, hanya itu yang bisa ku ceritakan untuk sekarang pada kalian, karena si Babi juga akan masuk daftar Setan yang sudah ku basmi.
Ku potong terlebih dahulu pergelangan tanganya. Dan mulai ku ambil Daging-daging penuh lemak itu. Ku jadikan sebuah daging yang bisa ku bawa menggunakan kantong Palstik Hitam.
Ya, lumayan juga, aku bisa meletakkan segala bagian tubuhnya pada 2 kantong Plastik, dan sisanya aku bakar dengan Sampah sekolah yang lainya,
Saat aku berjalan meninggalkan sekolahan, aku bisa melihat, si Black Hair sedang mengawasiku, namun aku melewatinya, karena aku tahu, dia tidak akan suka ikut campur dengan urusanku.
Kau tahu apa sisa yang ku maksut tadi , itu meliputi jantung, ulu hati dan beberapa jeroan atau otaknya, yang aku pikir sebelumnya, babi itu tidak memiliki Otak.
Sebelum aku pulang dan mendapatkan amarah dari ibuku, aku berjalan untuk mampir di sebuah pasar, disana aku menemukan banyak sekali Anjing liar, jadi karena hari ini aku senang, ku Taburkan Potongan daging geratis itu pada mereka,
Dan sisa satu kantong plastic, ku bawa pada Tukang giling Daging langgananku,
Seperti biasa, pria itu bertanya tentang “dimana aku membeli daging ini”
Namun aku menjawabnya dengan santai, “hanya daging anjing yang biasa ku temukan di ujung pasar”
Selanjutnya, aku sendirilah yang mengilingnya, karena aku sudah di percaya sebagai langganan nomer 1 nya,
Setelah semua itu selesai, ku serahkan daging gilingan itu, pada seseorang yang akan suka dengan gilingan daging pemberianku. Aku bisa mengambil uangnya pada hari esok, karena daging yang ku bawa selalu kualitas nomer 1.
Pekerjaanku hari ini selesai, jadi aku memutuskan untuk pulang, dan menerima amukan dari ibuku, namun aku senang, aku pasti bisa tidur dengan tenang.

1/12

-FIO-

Minggu, 30 Maret 2014

Telepon dari....

yah ini post pertama saya (selain pembuka tentunya)
mungkin tidak terlalu bisa "mengobati rasa takutmu" tetapi semoga ini hasil karya saya yang original (saya tidak tau ada yang seperti ini atau tidak... mungkin ada... karena saya banyak terinspirasi dari banyak "cerita" seperti ini XD
yak langsung saja ini dia salah satu karya saya :3

kriiiiiinnngggg !!!
terdengar suara telepon berdering kencang. segera kuangkat telepon tersebut . ternyata itu adalah *sebut saja bunga* mantan kekasihku.
"ta... aku kangen kamu... aku tidak bisa menahan rasa rinduku padamu... aku mencoba menelponmu... namun pulsaku habis... sehingga sekarang aku berada di telpon umum pinggir jalan untuk menelponmu..." kata bunga.
aku hanya bisa diam mendengarkannya dari ujung telpon sana "...."
"taaa... maukah kau menjemputku? aku tau kau masih mencintaiku... aku ada di telpon umum dekat jembatan depan perumahan rumahku..." katanya...
aku pun hanya bisa menjawab dengan perasaan sedih dan sedikit rasa takut...
"bagaimana aku bisa menjemputmu bunga? sedangkan aku sekarang sedang menghadiri acara pemakamanmu ...

bagaimana? mohon kripik pedasnya untuk bahan renungan saya XD
thx

Perkenalan

yah disini saya coba membuat blog sederhana ini...
mungkin ini sebuah blog yang utamanya saya khususkan untuk saya sendiri sebagai cara untuk mengurangi sesuatu yang dikenal dengan "rasa takut"...

namun disini saya juga memiliki harapan supaya blog saya ini juga bisa mengurangi rasa takut dengan cara yang saya lakukan.. dan mungkin bisa menghibur untuk para "pecinta rasa takut" hihihi

oke mulai hari ini saya ingin update blog ini mungkin seminggu sekali...
tanpa pengunjung? ah itu tidak terlalu masalah... karna dari awal ini untuk saya juga :P
banyak pengunjung? syukur kalo gitu hehehee :D